Bab 2 : Mustahil Dikembalikan
ingat pelangi yang pernah kita bicarakan? |
Selalu ada banyak cara untuk tersenyum mengingat kita yang dulu. Senyummu adalah embun bagi hati yang terlalu lama mati. Tawamu adalah kepingan pelengkap jiwa yang tak pernah utuh.
Tak dipungkiri ruang-ruang gelap di hati telah dihiasi lentera kebaikanmu. Teramat terang menyala-nyala. Menumbuhkan harapan yang tak semestinya.
Setelahnya kau pergi. Ada luka yang mendalam. Ah, tak perlu diungkit. Namun memoriku seolah enggan merekam bagian-bagian kelam itu. Sungguh, selalu ada cara untuk memandangmu dari sisi yang baik.
Semua kebaikanmu seakan sesak memenuhi setiap lorong jiwa. Ingatanku menjadikan mereka hidup. Dan dengan hidupnya mereka, aku menyapa dirimu. Sebatas dalam kenangan.
Semakin mengingat, ternyata semakin jauh dari realita. Mereka bilang ingatanku lumpuh. Karena tak mampu membedakan mana yang bisa diulang, mana yang mustahil dikembalikan.
Namun aku bahagia. Tak mengapa. Asal aku bisa menegurmu lewat angan, sudah lebih dari cukup. Karena jika memang ingatanku lumpuh, aku memilih untuk tidak pulih; selamanya.
Comments
Post a Comment