Kasih yang berlanjut kisah, tapi berakhir pisah

subuh education ntar lagi hihi :v

Pernah sekali ketika dengan tulusnya ia menawarkan apa saja untuk membantu. Datang berulang kali hanya untuk menanyakan kabar. Dengan sabar menanti di segala kondisi. Memastikan bahwa diri ini baik-baik saja. Di titik itu, aku sadar bahwa aku masih bisa menyuguhkan terima kasih atas semua itu.

Lebih lanjut, ia datang di saat-saat yang aku berharap tak bertemu manusia dengan jenis yang paling aku hindari; pembawa harapan. Masa ketika aku sedang terpuruk seolah ingin melepas beban tetapi tak tau ke arah mana, ia hadir untuk menampung segalanya. Mengubah beban menjadi keuntungan yang dengannya aku lebih percaya diri menghadapi hidup. Ada beragam jenis masalah yang datang saat itu. Ajaibnya, satu-persatu tuntas berkat anjuran dan sarannya yang bijaksana. Ah sial, salah satu pertahananku mulai roboh.

Ia datang lagi dan menjanjikan padaku tentang masa depan. Suatu hal yang selama ini selalu bermain di sekitar anganku belaka. Ia berjanji untuk menjaga komitmen, melestarikan hubungan. Siap menjadi teman bercerita yang bahkan rela diganggu di tengah jam tidurnya. Mau dipanggil kapan saja untuk menemani sekaligus mengusir rasa suntuk. Ketika itu, aku sadar bahwa aku tak pantas jika hanya menyunggingkan sebuah senyuman untuk tawarannya.

Aku sudah trauma berulang kali, sebab masalah hati. Aku sudah menguasai segala teknik untuk menangkis segala kemungkinan hati ini kembali berkabung. Tapi di hari itu, aku tak paham mengapa aku menjadi sosok yang berbeda. Aku bukan aku. Saat itu bukan diriku.

Akhirnya, seperti yang sudah-sudah. Kebahagiaan semu itu datang. Hari-hari indah penuh warna yang layak dikenang. Sebelum akhirnya, kebosanan kembali melanda. Mengulang cerita lama. Kasih, kisah, pisah. Ulangi lagi. Kembali, aku menyesali keputusanku pada saat itu. Aku akhirnya sadar bahwa aku hanya sekedar menunggu luka baru untuk hadir. Luka yang sama dengan sebelumnya, belum ditemukan penawarnya.




Aku menyesal.

Buat apa mengejar bahagia hanya untuk menjemput luka?

- Rawa Sakti Coffe, Jeulingke, Banda Aceh.
16 Maret 2019

Comments

Post a Comment

Lihat juga: