Menjaga Harapan Perekonomian Bangsa Melalui Penguatan Sektor UMKM di Tengah Pandemi
Abi Rafdi Azira Nst
Program Studi Akuntansi, Universitas Syiah Kuala
Situasi pandemi
Covid-19 memukul seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Dari kalangan atas
hingga bawah, semua lapisan nyaris terdampak negatif akibat Covid-19. Pandemi
Covid-19 juga turut memberi efek negatif bagi sektor pendidikan, sosial, hingga
perekonomian. Tak terkecuali sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) turut
merasakan dampak buruknya.
Hal ini cukup riskan bagi perekonomian
nasional, sebab menurut data Kementrian UKM & Koperasi, pada 2018 UMKM memiliki kontribusi
sebesar 61,07% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Selain itu,
UMKM menyerap 97% dari total tenaga kerja dan 99% dari total lapangan kerja.
Pada 2018, tercatat ada sebanyak 64,2 juta UMKM, jumlah ini setara
99,99% jumlah unit usaha di Indonesia. Dari data-data ini, kita dapat
menyimpulkan bahwa UMKM memegang peranan vital bagi berjalannya perekonomian
Indonesia.
Dengan besarnya pengaruh UMKM bagi
perekonomian bangsa, tentu kita semua berharap bahwa sektor UMKM dapat menjadi
energi yang terus menggerakkan mesin perekonomian bangsa di masa krisis
Covid-19. Harapan ini wajar muncul karena pada krisis 1998, sektor UMKM adalah
alasan mengapa perekonomian Indonesia dapat membaik dan kembali stabil dalam
waktu singkat. Namun sayangnya, Menkeu Sri Mulyani justru menyebut sektor UMKM
adalah unit yang rentan tumbang selama wabah Covid-19 di Indonesia2. Hal ini dikarenakan tidak adanya aktivitas
masyarakat karena imbauan untuk hanya beraktivitas di dalam rumah, sehingga
transaksi yang menjadikan UMKM tetap hidup semakin sedikit. Berbeda dengan
krisis 1998, kala itu tak ada pembatasan sosial atau karantina wilayah yang
diberlakukan, sehingga aktivitas ekonomi masyarakat tidak banyak terdampak. Tentunya
ini merupakan berita buruk.
Sebenarnya, ada beberapa tindakan solusi
yang dapat dilakukan untuk menolong para pelaku UMKM, selain tentunya untuk
terus mendorong perekonomian Indonesia tetap berlangsung di tengah wabah Corona.
Kita harus berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan semua peluang yang
tersedia.
Hal penting yang harus dipahami agar semua strategi
untuk melawan dampak pandemi Covid-19 dapat berjalan dengan baik adalah harmoni
sinergi antara semua pihak yang terlibat. Oleh karena itu, kita harus
menyiapkan strategi yang tak hanya bersinggungan, tetapi juga melibatkan
peranan aktif semua elemen yang terlibat dalam rantai kehidupan UMKM. Tiga
elemen itu antara lain: Pemerintah, Pelaku UMKM, dan masyarakat selaku
konsumen.
Strategi pertama yang dapat dilakukan adalah dari sisi pemerintah, yaitu dengan memberlakukan beberapa kebijakan penting untuk menyelamatkan hidup dan memperpanjang nafas UMKM. Kebijakan ini dapat berupa stimulus perekonomian bagi pelaku UMKM di saat seperti ini. Tidak dapat dipungkiri, terdapat banyak pelaku UMKM yang pendapatannya menurun drastis semenjak wabah Covid-19 diakibatkan tidak adanya transaksi yang terjadi. Sehingga otomatis membuat para pemilik UMKM akan kewalahan mengatur arus kas mereka. Sementara kebutuhan hidup mereka harus terus dipenuhi, tak ada konsumen yang menjadi sumber utama pendapatan mereka. Belum lagi dengan UMKM yang harus “merumahkan” para pekerjanya karena tak sanggup untuk membayar upah mereka di masa pandemi ini. Ada efek domino yang bahkan dapat dirasakan hingga hierarki paling bawah. Pemerintah dapat menunjukkan kehadirannya dengan menolong UMKM. Pemerintah mungkin saja menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk menyuntik modal bagi para pelaku UMKM.
Dengan adanya
modal baru, para pemilik UMKM dapat menggunakan uang tersebut untuk memutar
roda bisnis mereka. Semakin lama roda itu berputar, semakin lama bisnis UMKM
bisa tetap hidup.
Selain itu, pemerintah dapat menerapkan
kebijakan relaksasi kredit dan pajak; para pelaku UMKM diberikan keringanan
baik segi waktu atau nominal bunga dalam membayar kredit dan pajak. Di masa
sulit seperti saat ini, pendapatan UMKM jelas merosot. Hal ini akan menjadi
semakin pelik apabila UMKM tersebut memiliki tunggakan kepada para kreditur.
UMKM yang tak dapat membayar tagihan terancam kolaps. Pemerintah dapat
menerapkan sejumlah kebijakan untuk menjauhkan UMKM dari kata bangkrut akibat
gagal membayar tagihan. Pemerintah, bersama Bank Indonesia dan OJK, serta
instansi keuangan lainnya, dapat merumuskan sebuah solusi agar para UMKM yang
tersendat dalam pembayaran kredit bisa diselamatkan. Pemerintah dapat
menciptakan sebuah aturan yang dapat meringaknkan beban UMKM, sambal tetap
menyeimbangkan likuiditas aset dari pemberi kredit. Lagi-lagi, kuncinya adalah
sinergitas semua pihak.
Strategi kedua adalah strategi dari sisi
UMKM sendiri. Kita dapat melihat fakta dengan jelas, bahwa banyak UMKM yang
terpukul karena permintaan atas produksinya menurun drastis. UMKM di bidang
pertanian, perikanan, kuliner, hingga pariwisata merasakan dengan jelas
menurunnya permintaan atas produksi mereka.
Namun, jika dilihat secara cermat, ada
peluang baru yang didapat dari situasi pandemi Covid-19. Di tengah situasi
pandemi, banyak komoditi yang tiba-tiba melonjak permintaannya di pasar.
Komoditi ini adalah komoditi-komoditi yang bersinggungan langsung dengan
pencegahan dan penyembuhan terhadap Covid-19. Di antaranya; Alat Perlindungan
Diri (APD), Hand Sanitizer, atau Masker adalah contoh barang-barang yang
begitu diburu di tengah pandemi ini. Para pelaku UMKM dapat diarahkan untuk berpindah
lahan bisnis sejenak, dan ikut memproduksi kebutuhan selama pandemi. Dengan
berjalannya produksi UMKM, meski tidak pada lahan bisnis asalnya, akan
mendatangkan dampak positif bagi banyak pihak. Pemerintah dapat membuat
regulasi yang mempertemukan para pengusaha bahan baku, produsen, distributor,
hingga pengecer setiap komoditi yang terkait pandemi. Dengan scenario ini, pemilik
UMKM bisa melanjutkan bisnisnya dan memastikan usaha miliknya tidak tumbang.
Para pekerja dapat kembali bekerja untuk menghidupi keluarga mereka. Masyarakat
luas akan terus mendapat pasokan komoditi terkait Covid-19 yang melimpah,
sehingga stok komoditi akan terus terjaga. Jika para pelaku UMKM dapat
memanfaatkan potensi ini, peluang bagi para UMKM untuk terus bertahan melewati
kondisi sulit seperti sekarang ini akan terus terjaga. Kembali, kunci dari hal
ini adalah komunikasi dan kerja sama seluruh pihak.
Strategi ketiga; masyarakat sebagai
konsumen, mengutamakan membeli dan bertransaksi pada UMKM. Pada kondisi saat
ini, kita tahu bahwa pandemi Covid-19 tidak hanya menyerang Indonesia.
Melainkan juga terjadi di banyak negara lain. Akibatnya banyak pelaku usaha
yang kesulitan untuk mengekspor barang ke luar negeri, karena pembatasan sosial
yang berdampak pada berhentinya jasa penerbangan dan pengiriman ke negara lain,
atau karena memang tidak ada permintaan dari negara lain. Dapat dimaklumi,
dalam kondisi seperti ini, tentunya banyak negara mengutamakan untuk memenuhi
kebutuhan prioritas terkait pencegahan Covid-19. Intinya adalah, para pelaku
UMKM pasti akan kehilangan pasar internasional selama pandemi ini.
Oleh karena itu, masyarakat sebagai pasar
domestik utama dan yang tersisa harus tetap menjaga kelangsungan hidup UMKM.
Masyarakat harus sadar bahwa sekarang, posisinya bukan sekadar konsumen, tetapi
lebih dari itu. Dengan membeli produk UMKM, masyarakat telah hadir sebagai
pahlawan yang menjaga kelangsungan hidup UMKM dan perekonomian bangsa.
Pemerintah juga diharapkan dapat memfasilitasi kebutuhan masyarakat yang dapat
dipenuhi oleh UMKM, agar nantinya masyarakat mendapat kemudahan dalam mencari
produk yang dibutuhkan, dan UMKM dapat menjangkau masyarakat untuk memasarkan
produknya Mari tetap membeli produk UMKM. Mari menjaga kelangsungan ekonomi
Indonesia.
Strategi keempat, yang terpenting dari semua
itu adalah kita harus terus menjaga keyakinan untuk dapat keluar dari bencana
ini. Tak ada badai yang tak berlalu, termasuk pandemi Covid-19 ini juga pasti
akan selesai. Kunci dari semua ini adalah kerjasama dan sinergitas antara semua
pihak yang terlibat. Dengan menjalankan peran dan tanggungjawab masing-masing,
semua orang dapat berkontribusi dalam melawan pandemi ini. Jauhkan sifat
egoisme dan fanatisme kelompok, karena sesungguhnya virus Corona tidak menyerang
orang dari kelompok tertentu. Pemerintah, UMKM, dan masyarakat harus terus
bergandengan tangan melawan Corona. Tak ada usaha yang akan menghianati hasil.
Kini
tantangannya adalah sejauh mana kita dapat bertahan di tengah kondisi sulit
ini. Sambil berdoa dan menunggu grafik korban Covid-19 melandai, kita harus berusaha
agar sektor lainnya dari kehidupan bangsa terus terjaga. Mari menjaga roda
kehidupan para UMKM. Dengan memastikan roda kehidupan UMKM terus berjalan, kita
telah menjaga roda perekonomian bangsa terus berputar.
Comments
Post a Comment