Bab 26 : Tempat yang Jauh
Teman, sungguh. Pilihan-pilihan hidup sering kali sejalan dengan apa yang kita inginkan. Tak jarang pula, keinginan yang kita pilih untuk dijalani bermula dari ketidaksesuaian fakta dan realita atas idealisme yang tumbuh dan subur di dalam kepala. Ada pergolakan besar yang terus berkecamuk tentang bagaimana seharusnya intisari dari tujuan-tujuan mulia itu dapat dicapai.
—Masih ujar seorang kawan, kita adalah sosok-sosok petualang yang lupa mengenal rute dari dinamisnya perjalanan kehidupan. Kita terus bergerak, berdoa, dan berharap. Menanti pada suatu hal yang tak pasti. Kita mencoba menguak takdir esok hari, meski yang ditemukan hanyalah tanda tanya yang berujung sakit hati.
Kita harus berani menetapkan batas-batas luka yang dapat dilewati, agar nantinya ramuan penyembuh tak salah komposisi saat luka itu diobati. Sialnya, ketika komplikasi sudah menjangkiti, tabib mana pun tak tahu berapa banyak dosis yang sebaiknya diikuti.
Belajar menjadi bijaksana. Masalah yang ada itu-itu lagi, tapi kita tak mampu menemukan solusi. Masalah yang tercipta itu-itu melulu, tapi kita enggan belajar dari masa lalu. Jangan-jangan masalahnya memang ada pada diri kita sendiri.
Seumpama tempat yang jauh, keterasinganlah yang membuat kita saling mengenal. Kebetulan yang membuat kita saling menemukan. Kesamaan yang membuat kita semakin merasakan. Pada akhirnya, kepergian yang membuat kita benar-benar kehilangan. Banyak hal-hal yang terjadi di luar perencanaan —termasuk mengenalmu. Untukmu, banyak doa yang sudah kulangitkan.
Kehilangan bukanlah kesedihan yang harus diratapi dengan berbagai jenis tangisan. Sebaliknya, kehilangan dapat dirayakan dengan fakta bahwa kita kuat untuk bertahan meski telah ditinggalkan.
Dari sekian banyak tempat yang jauh, bulan adalah anti-paradoks yang paling membingungkan. Ibarat bulan, ia sangat meneduhkan. Sebagaimana yang dibuatnya untukku, bulan benar-benar akan membuatmu terkesan.
Namun, sebagai sebuah objek yang jauh, aku tersadar. Bulan berada di luar jangkauan. Bulan hanya akan selalu menjadi impian.
Tapi tak apa, bulan akan selalu menjadi bagian yang terbaik. Sejak detik pertama. Sejak tatap pertama.
Mantap kali kosa kata ponakan pakde ni.... ๐
ReplyDeleteSuka sama tulisannya ๐
ReplyDelete