Bab 34 : Memaklumi
Lumrahnya, kebanyakan manusia ketika melihat orang lain sedang dalam ruang hampa, mereka hanya bertanya tanpa memahami apa yang sedang ia rasa. Maka jangan mengharapkan pemahaman orang lain. Juga jika memutuskan sesuatu, cobalah untuk tidak membiasakan diri bertanya sana-sini. Hidup ini kita yang menjalani. Mengapa semuanya bergantung pada pendapat orang lain? Tentu kita yang paling tahu apa yang kita inginkan dan butuhkan. Jika sudah bisa memahami diri sendiri, maka kita akan paham cara menghadapi berbagai macam terjangan hidup.
Dahulu aku adalah orang yang paling tidak paham diri sendiri, sehingga aku pun sulit memahami orang lain. Karena ketidaktahuan itu, beberapa keputusan dan sikap yang kuambil tanpa sadar melukai orang lain. Akibatnya, mereka takut dan enggan untuk bertemu denganku lagi. Namun aneh, bukannya introspeksi diri, aku malah menyalahkan orang lain karena tidak bisa memahamiku. Padahal, bagaimana mungkin orang lain bisa memahami, sedangkan aku pun tak mampu memahami diri sendiri.
Kini, aku sadar bahwa orang yang selalu berusaha memahami dirinya, juga akan mudah mengoreksi diri sehingga lebih fokus dengan apa yang terjadi dalam hidupnya. Akan sangat sedikit untuk ia ikut campur dalam kehidupan orang lain ataupun mengorek-ngorek hidup orang lain.
Saat seseorang sudah memahami dirinya, dia akan tahu hal-hal apa yang bisa membuatnya tenang dan bahagia. Dia akan tahu bagaimana cara mengobati luka. Dia tahu apa yang harus dia fokuskan dalam hidupnya.
Aku harap, kamu pun sudah memahami dirimu. Jika saat ini belum bisa memahami dirimu, tidak masalah. Kamu bisa coba menghadapinya sekarang. Sebab, hal terberat itu bukan menghadapi orang lain, melainkan menghadapi diri sendiri. Diri yang sering kali dikalahkan ego. Diri yang sering kali dipatahkan oleh kesedihan. Maka jadilah seseorang yang mampu menghadapi diri sendiri.
Comments
Post a Comment